Perdebatan tentang Shalat



Saya tertarik untuk menuliskan perdebatan saya dengan seorang teman,mengenai sah - tidaknya shalat di tempat lain,selain di mesjid,apabila tiba pada waktunya.
Bukan maksud saya untuk memamerkan kebolehan saya dalam ilmu agama,akan tetapi saya hanya ingin meluruskan persepsi yang terlanjur mendarah daging dalam kehidupan kita selama ini,melalui perdebatan kecil ini.

Ceritanya,pada hari itu saya mengunjungi sebuah bengkel tempat teman saya tersebut bekerja.
Teman saya ini,memiliki sedikit sifat tidak baik,yaitu suka mengolok-olok saya,karena mengganggap saya tidak lebih baik dari dia (saya malas shalat dan shalat masih bolong - bolong).
Jadi,ketika saya sampai di bengkel tersebut,dia hanya sendiri,sebab kebetulan pemilik bengkel sedang pergi ke suatu tempat karena ada suatu urusan, yang tidak saya ketahui.

Lalu,di mulai lah percakapan tersebut :

"Sudah shalat kamu,bhy ?''
''Belum'' (saya menjawab dengan jujur,karena memang saya orang nya tidak suka berbohong)
''Ckck. Shalat lah kamu,jangan seperti orang kafir,tidak shalat - shalat.."
Saya menjawab,''Lho,emangnya kalau shalat itu,harus bilang sama kamu ? Engga kan ? Bisa jadi saya udah shalat di tempat lain,tapi karena saya ga bilang,jadi kamu anggap saya tidak shalat datang kemari.."
Dia menjawab, ''Saya tidak percaya kalo kamu shalat. Hampir mustahil itu terjadi..''
''Ya sudah kalo tidak percaya. Lagian,saya ga nyuruh kamu buat percaya sama saya. Nanti,rukun iman kamu malah nambah satu,Percaya kepada Abhy Reinkarnasi..''
Dia tertawa,lalu saya berujar ''Kamu jangan sibuk urusin saya. Urusan saya sama shalat,biar saya urus. Yang penting,shalat kamu udah benar apa belum ?''
Dia agak marah ketika saya berkata seperti itu,lalu dia berkata ''kamu ga shalat aja,sok sok mau ngurusin shalat orang !''
Lalu saya berkata dengan tenang, ''Kamu shalat - shalat saja,tapi kamu tidak mengetahui shalat itu seharusnya bagaimana. Apakah kamu pernah mendengar,hadist tentang keutamaan shalat di mesjid ?''
Dia menukas dengan cepat, ''Alah kamu,tidak shalat pun sok - sok tau hadist..''
''Bukan begitu,tapi untuk apa kamu shalat,tapi kamu tidak tahu hukum agama ? Aku memang tidak,sebenarnya bukan tidak, tapi belum shalat saja. Bukan kah ada hadist yang mengatakan,bahwa setan lebih takut kepada orang yang tidur tapi berilmu,daripada orang bodoh yang sedang beribadah ?''

Saya lalu menambahkan ketika saya lihat dia terdiam,
"Kamu shalat di bengkel,tapi mesjid dekat dari sini. Sebenarnya, shalatmu tidak sah. Bukankah shalat berjamaah di mesjid pahalanya 27x lipat di banding shalat sendiri ?''
Dia berkata, ''Kamu berkata shalatku tidak sah ? berarti shalat abang pemilik bengkel ini juga tidak sah ? Awas kau ya,ku laporkan sama abang pemilik bengkel ini,karena kau sudah mengatakan shalat kami tidak sah..''
Aku menjawab dengan yakin, ''Ya,kau katakan nanti,bahwa kau bilang begitu. Aku yakin aku benar. karena ada sebuah hadist :


 Ada seorang buta menghadap Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa salam dan bertanya :
“Ya Rasulullah saya tidak punya orang yang membimbing saya untuk datang ke masjid . Apakah saya boleh tidak datang ke masjid ? Maka Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa salam membolehkannya . Tetapi setelah orang buta itu mau pulang Rasulullah bertanya : Apakah kamu mendengar adzan ? Ya “jawabnya . “Kalau begitu datanglah ke masjid untuk shalat berjamaah” . (HR. Muslim)



Setelah mengatakan hadist tersebut,teman saya terdiam.Tak lama kemudian,abang pemilik bengkel itu pun sampai ke bengkel. Teman saya langsung mengadu, "Bang,kata si Abhy,shalat kita di bengkel ini tidak sah. Kata nya kita harus shalat di mesjid.''
Abang itu berkata, ''memang benar kata si abhy. Sebenarnya,shalat kita memang tidak di terima. Seharusnya,kita memang harus shalat di mesjid.''
''Lho,lalu shalat kita selama ini ?''
''Itu tidak sah,sebenarnya. Tapi,kita terpaksa,mau di bagaimana kan lagi.''

Teman saya berkata lagi, ''Lalu,bagaimana juga dengan shalat Ustadz - ustadz itu ? Kadang - kadang dia saya lihat shalat di rumah.''
Abang pemilik bengkel itu menjawab, '' Itu tidak sah juga,sebenarnya. Lha,kalo boleh shalat di rumah,lalu apa gunanya mesjid ? Kalau gitu,semua akan shalat di rumah masing - masing,donk. Engga ke mesjid lagi.
Boleh shalat di rumah,kalau ada halangan. Misal,hujan lebat. Atau,kalau dia shalat ke mesjid,membahayakan nyawa nya. Seperti ancaman binatang buas,dan lain sebagainya. Juga,shalat sunat,boleh di lakukan di rumah saja.''

''Nah.sekarang,ini uang. Kau beli kopi di warung sana. Kita hentikan perdebatan ini,kita ngopi dulu..''
Teman saya semula agak ragu - ragu melakukan perintah itu,tapi tak urung dia akhirnya pergi juga ke warung kopi yang di maksud.

Setelah dia pergi,saya berkata ke abang pemilik bengkel, ''Dia pikir,kalau dia sudah shalat,dia sudah merasa dia yang paling benar. Tidak tahunya,ilmu agamanya baru sedikit. Sudah saya katakan tadi pada nya,agar dia mengundang Ustadz saja untuk berdebat dengan saya,jangan dia.''
Abang pemilik bengkel lalu berkata, ''Sudah,sudah. Anak itu memang sudah salah jalan,menuntut ilmu tapi tidak tuntas. Ya begitulah jadinya.''

Demikian lah isi cerita perdebatan saya,tentang melawan pemahaman yang salah tentang penerapan agama Islam dalam kehidupan sehari hari. Saya tidak tahu,berapa banyakkah orang - orang di luar sana yang masih berpikiran serupa dengan pemikiran teman saya tersebut.
Harapan saya,semoga orang - orang seperti teman saya di atas,mendapat pencerahan,sehingga bisa kembali mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Al Qu'ran dan Hadist.