Kegunaan Ayat Tujuh Dan Pantangan Nya


ayat tujuh


Lebaran Idul Fitri baru - baru ini, saya memutuskan untuk mudik ke kampung halaman. Sebenarnya bukan kampung halaman juga, sebab saya bukan lahir di desa itu, tapi di tempat lain. Hanya saja, saya besar dan di besarkan di desa tersebut, yang menjadi tempat tinggal saya dan keluarga hingga sekarang.

Ada banyak hal yang saya lakukan di desa, salah satu nya berbincang - bincang dengan Ayah. Perbincangan tersebut di awali dari hilang nya laptop saya di kota, pas saya sudah di kampung halaman.

Saya bertanya kepada Ayah, bisakah laptop tersebut kembali, dengan cara 'memanaskan' si pencuri. Ayah menjawab, bisa. Hanya saja, kata Ayah, sebenar nya perbuatan itu berdosa. Sebab, itu melawan takdir, yang mana seharus nya laptop tersebut sudah menjadi 'rezeki' si pencuri, namun karena kita paksa pulangkan, maka si pencuri pun memulangkan nya.

Obrolan pun berlanjut, Ayah menceritakan bahwa di masa muda nya dulu, ia gemar mengamalkan Ayat Tujuh. Ayah adalah seorang Guru SD, dan dulu tinggal di sebuah kota kecamatan yang jarak nya 1 jam perjalanan dari tempat kami tinggal.

Di kota tersebut, Ayah tinggal di sebuat kost-kosan yanng di miliki oleh seorang bapak. Karena ia berkenan dengan Ayah, ia menawarkan kepada Ayah, agar Ayah menikahi anak nya. Namun, Ayah saya tidak berkenan.

Bapak tersebut kemudian marah, dan ayah memutuskan untuk pindah, dan memilih tinggal di sekolah SD tempat beliau mengajar. Masyarakat sekitar sudah berulangkali melarang Ayah untuk tinggal di situ, sebab sekolah tersebut angker dan di kelilingi oleh pekuburan masyarakat umum yang sangat angker.

Begini lah kira - kira dialog nya :

''Guru, kalau bisa, jangan Guru tinggal di situ (SD tersebut). Di situ angker, Guru. Bahkan di pohon itu ( ada pohon dekat sekolah tersebut) sering ada hantu yang menampakkan diri nya, meskipun di siang bolong, Guru. Apa Guru tidak takut ?''

''Tidak apa - apa. Kan saya yang tinggal di situ, bukan kalian. Tidak usah takut kepada hantu, tapi takutlah kepada Allah,''

Singkat cerita, tinggal lah ayah di sekolah tersebut seorang diri. Di zaman itu, masih gelap, sebab listrik belum ada, kata Ayah. Tiba - tiba, di suatu malam, ada bola api yang di lemparkan dari luar ( serangan gaib). Bola api tersebut masuk melalui ventilasi udara yang terbuka.

Ajaib nya, sebelum bola api tersebut mengenai Ayah, bola api itu terpental lagi keluar, tanpa membakar Ayah sedikitpun. Kata Ayah, bola api itu adalah kiriman dari bapak yang sakit hati karena ayah menolak tawaran nya untuk menikahi putri nya, tempo hari.

Saya pun bertanya, kenapa bola api tersebut bisa terpental. Kata Ayah, itu lah kuasa Allah, Jika Allah tidak mengizinkan, siapapun makhluk tidak akan bisa mencelakai kita. Dan Ayah menambahkan, itu berkat beliau rutin mengamalkan Ayat Tujuh tiap sehabis shalat.

Faedah Ayat Tujuh adalah, apapun dan siapapun yang berniat akan mencelakai kita, akan meleset, dan kembali pada si pengirim nya. Contoh nya, kata Ayah, jika kita di tembak atau di lempar oleh seseorang yang berniat jahat dari jauh, maka dengan izin Allah, niscaya tidak akan kena.

Khasiat lain nya, kata Ayah, jikalau terjepit langit atas bumi, niscaya lepas lah ia (sang pengamal Ayat Tujuh) dengan izin Allah. Jika kita di suatu kendaraan, seperti pesawat, dan pesawat tersebut jatuh, maka insya Allah kita akan menjadi satu satunya yang selamat, tutur Ayah.

Ayat Tujuh itu sendiri terdiri dari berbagai gabungan ayat dari beberapa Surat dalam Al Quran.

Ayat pertama dari At-Taubah ayat 51.
Ayat kedua dari Surat Yunus ayat 107.
Ayat ketiga dari Surat Hud ayat 6,
Ayat keempat dari Surat Hud ayat 56,
Ayat ke lima dari Al-Ankabuut ayat 60,
Ayat ke enam dari Al-Fathir ayat 2
Terakhir, ayat ke tujuh dari Az-Zumar ayat 38.

Silahkan Anda cari di Al Quran ayat ayat tersebut, dan Anda amalkan dalam kehidupan sehari hari, tiap tiap sehabis shalat fardhu.
Hitungan nya, 7x tiap sehabis shalat. Dan rasakan manfaat nya untuk kehidupan Anda.

Namun, berdasarkan nasehat dari Ayah, Ayat Tujuh tersebut mempunyai pantangan untuk para pengamal nya. Pantangan ini tidak boleh di langgar, kata Ayah. Sebab, dahulu ada teman Ayah yang gila, karena mengamalkan Ayat Tujuh, namun melanggar pantangan nya, kata Ayah.

Apa pantangan nya ? Ini lah pantangan nya, seperti yang di sebutkan oleh Ayah :

1. Pengamal Ayat Tujuh  jangan sekali - kali memakan makanan yang haram atau yang di peroleh dengan cara yang haram, atau meminum minuman haram, atau berbuat yang di larang agama, spt berzina, berjudi, membunuh, dan sebagai nya. Sebab, kata Ayah, amalan Ayat Tujuh itu adalah ayat yang suci, dan tidak boleh di campurkan adukkan dengan perbuatan keji, jika tidak ingin menanggung resiko nya,yakni menjadi gila.

2. Jika berkata, katakan hal yang benar saja, jangan berbohong. Katakan yang di ketahui saja, jika tidak mengetahui, lebih baik diam. Sebab, jika kita mengatakan apa yang tidak kita ketahui, itu kemungkinan salah, dan kita akan berdosa.

3. Hindari berkumpul dengan orang ramai. Sebab, jika berkumpul demikian, jika kita tidak membicarakan orang lain, maka niscaya kita yang akan di bicarakan. Jika demikian, tentu kita sakit hati, menyumpah, dan sebagai nya, dan itu di larang.

4. Makanlah makanan yang jelas asal usul, jelas halal haram nya. Jangan sembarangan makan makanan pemberian saudara, teman, atau siapapun. Bisa jadi makanan tersebut di peroleh dengan cara yang haram, di masak dengan menggunakan zat yang haram. Misal nya, Anda di suguhi daging ayam. Bisa jadi ayam tersebut hukum nya haram, sebab di sembelih tanpa menyebut nama Allah, dan Anda di larang memakan nya.

5. Berbicara seperlu nya saja. Jika di tanya, jawab lah sekedar nya, jangan berpanjang panjang, sebab ada kemungkinan berbohong, dan itu berdosa.


Demikian lah tulisan saya mengenai amalan Ayat Tujuh beserta pantangan nya. Ini adalah tulisan berdasarkan pembicaraan saya dengan Ayah, yang mana Ayah adalah pengamal rutin Ayat Tujuh tersebut, dan keterangan nya tidak perlu di ragukan lagi.

Silahkan amalkan dengan rutin, jauhi pantangan, dan selamat mencoba !

Note : Jika ingin amalan ini berkah dan lekas menyatu dalam diri Anda, ada baik nya Anda memberi mahar seikhlasnya 
ke rek Bank UOB 731 368 7280 a/n Habibi. Demikian sudah merupakan adab dalam dunia keilmuan kita, agar ilmu dan amalan yang diperoleh berkah dunia dan akhirat.